Minggu, 02 Desember 2012

Seorang Bupati Menikahi Gadis Hanya 4 Hari

 Pernikahan adalah peristiwa sakral yang menyatukan dua insan yang umumnya saling mencintai. Pernikahan menurut sebagian orang itu sekali seumur hidup, namun ada juga yang tidak menganggap seperti itu. Dan sekarang marak sekali dijumpai orang yang menikah beberapa kali, yaitu dengan cara menikah sirih. Banyak sekali orang yang melakukan nikah sirih, dan tak heran dari berbagai kalangan, misalnya kalangan selebriti, bahkan tokoh-tokoh atau para pemimpin negara ini juga sebagian memilih melakukan nikah sirih ini. Dan disini pihak yang banyak dirugikan yaitu sebagian besar kaum wanita. Seperti halnya kasus yang sekarang lagi marak diperbincangkan yaitu kasus bupati garut yang menikahi seorang gadis selama 4 hari, seperti yang dimuat dalam KOMPAS.com, Senin, 3 Desember 2012 yaitu :
Bupati Garut Aceng HM Fikri akhir-akhir ini menjadi pembicaraan publik dan isu utama di beberapa media massa terkait kabar perceraiannya dengan Fani Oktora, wanita berusia 18 tahun yang dinikahi Aceng secara siri pada Juli 2012.
Pernikahan Aceng dengan Fani hanya berumur empat hari. Kembali munculnya berita pernikahan dan perceraian Aceng dengan Fani membuat terkejut keluarga dan orangtua orang nomor satu di Garut tersebut.
Ayah Aceng, KH Holil Munawan, mengaku sangat terkejut mendengar kabar tentang Aceng yang disebutkan telah melecehkan Fani.
"Saya sangat tidak percaya putra saya telah melakukan itu. Ini kemungkinan ada yang memanfaatkan. Semenjak Aceng dilahirkan, kami didik dengan bekal agama yang sangat kuat, hingga menikah dengan istri pertamanya, kami tidak pernah mendengar atau melihat langsung bahwa Aceng pernah melakukan pelecehan, merendahkan, ataupun menghina wanita," ujar Holil di Garut, Minggu (2/12/2012).
Holil mengaku menyaksikan pernikahan siri putranya dengan Fani meski bukan sebagai saksi. "Menurut keterangan anak saya dan keluarga Fani, mereka tidak keberatan melangsungkan pernikahan siri. Fani pun setuju. Kalau terkait nominal uang, saya tidak bisa berkomentar," tutur Holil.
Hj Aat Atmilalli, ibunda Aceng, menuturkan, sejak awal ia tidak menyetujui pernikahan putranya dengan Fani. "Pernikahan itu tidak berkenan di hati saya," ucap Aat.
Istri pertama Aceng, Nurohimah, mengaku kecewa oleh isu tentang suaminya yang beredar di beberapa media massa. Nurohimah mengaku sangat kecewa ketika Aceng disebutkan melakukan pelecehan terhadap perempuan, termasuk kepada dirinya.
Nurohimah menyatakan, perkembangan isu pernikahan siri dan perceraian suaminya dengan Fani sudah berbelok menjadi pembodohan dan pembohongan publik.
Sejak isu pernikahan kilat suaminya mencuat, Nurohimah dan anak-anaknya sangat tertekan. Mereka bahkan harus menyamar jika ingin ke luar rumah. Nurohimah juga merasa ada orang-orang misterius yang setiap hari mengawasi rumahnya.
"Saya kecewa ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini. Padahal, ini kan masalah pribadi atau keluarga. Kenapa harus menjadi konsumsi publik. Saya sudah banyak melihat gambar-gambar dan tulisan yang tidak etis untuk dibaca, apalagi sekarang era digital, yang apa pun serba mudah untuk diakses oleh siapa pun," papar Nurohimah sambil mengatakan masyarakat diharapkan menanggapi masalah ini dengan arif, bijaksana, dan berimbang.
Sementara itu, Aceng mengatakan, sebagai pimpinan masyarakat Garut, dia tetap harus konsisten dengan tugas dan kewajiban dalam melayani dan mengayomi masyarakat. Isu pernikahan kilatnya selalu dia kesampingkan setiap melakukan aktivitas sebagai bupati.
"Tetapi, saya menolak kabar bahwa saya telah melakukan pelecehan, penghinaan, apalagi meneror Fani Oktora. Kami berkenalan secara baik-baik, menikah secara baik-baik, dan berpisah juga demikian. Bahkan, setelah menikah dan saya berangkat umrah, Fani mendoakan saya melalui SMS dan mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan," ungkap Aceng.
 
Ya itulah tadi berita tentang pernikahan Bupati Garut Aceng dengan Fani, memang pihak keluarga Aceng sendiri kurang tahu tentang berkembangnya berita perkawinan ini dan mereka masih terkejut dengan berita-berita ini, namun perbincangan yang marak dikupas sekarang ini adalah bahwa tidak selayaknya seorang pemimpin atau orang nomer satu di Garut ini melakukan hal seperti itu, mungkin Beliau juga mempunyai alasan khusus untuk melakukan hal seperti itu, namun setidaknya Beliau menyelesaikan atau tidak semena-mena dengan tindakannya tersebut yang menikahi Fani hanya 4 hari saja, walaupun memang ini termasuk nikah sirih, dan beliau juga menjelaskan bahwa mereka berpisah secara baik-baik, namun yang di anggap tabuh oleh masyarakat disini yaitu kenapa orang yang dianggap nomer satu justru melakukan pelecehan terhadap seorang gadis dengan menikahinya hanya 4 hari saja, dan dari sumber lain disebutkan beliau memisahkan Fani Cuma dengan pesan singkat saja sms saja. Dan disini pasti pihak yang banyak dirugikan menurut saya yaitu di pihak perempuan, walaupun mungkin sebelum menikah ada beberapa perjanjian antara mereka berdua tentang materi dan lain-lain, namun tetap saja yang banyak dirugikan disini adalah pihak perempuan terutama dalam segi moral, karena perempuan memiliki hak untuk dilindungi, hak untuk hidup bahagia, tidak dilecehkan, dan hak-hak yang lain yang harus dipenuhi oleh seorang suami terhadap istri. Karena ini juga merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap perempuan. Dan perbuatan ini sebaiknya tidak dilakukan oleh seorang pemimpin karena dengan adanya peristiwa ini Beliau sudah di cap oleh warganya bahkan warga masyarkat yang lain tidak baik dan dianggap tidak layak dijadikan pemimpin. Karena seorang pemimpin notabennya adalah memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk kota yang dipimpinnya tersebut dan menjadi panutan dan teladan yang baik bagi warganya, sehingga pemimpin tersebut memiliki citra yang baik bagi seluruh warganya bahkan masyarakat luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar